Sebenarnya aku engga tahu harus mulai darimana. Semenjak terakhir kali aku di blog ini, tentu ada banyak yang terjadi. Banyak hal yang baik yang pengin aku ceritain.
Tapi sekali lagi, tujuan aku kesini pukul dua pagi bukan untuk menceritakan hal yang baik. Sudah dua hari, hidup aku kayak mau mampus.
Fel, kejadian malam jum'at membuat aku engga percaya kita bisa sampai ke titik ini. Di titik di mana kita berdua tidak ada yang mau. Aku tau konflik kamis lalu itu semua salahku, aku yang memulainya, dan aku sendiri pula mengingkarinya. Aku tidak tau hal apa yang membuatku memulai pertengkaran ini. Yang pasti ini fatal banget. Maka itu, aku sekali lagi meminta maaf. Mungkin kamu sudah bosen dengan satu kata ini, tapi kali ini beneran serius meminta maaf.
Jujur fel, selama kita pacaran kamu memberi aku bahagia yang tak ternilai besarnya. Aku berani tukar apapun kecuali harga diriku (karena aku gapunya) untuk mengulang peristiwa itu semua.
Kita sama - sama menyatakan bahwa kita menemukan kebahagiaan di satu sama lainnya. Kita selalu telpon tiap hari, kamu juga sering tiba - tiba kirim video atau foto wajahnya yang manis, dan kita juga berbicara tentang apapun yang menyenangkan.
Sampai akhirnya, kemarin malem, kamu kasih tau aku, kamu udah merespon Laki-laki yang baru kamu kenal. Ada satu hal yang buat aku kenapa bisa hancur gini. Ya perubahan sikapmu yang secepat itu. Itu yang buat aku patah hati.
“Ada yang ngajak aku ketemuan, boleh?”
“Kalo aku bilang enggak, pun kamu juga akan pergi”
“Kalo kamu bilang enggak – Aku enggak pergi”
“Terserah”
Ketika mendengar itu aku kaya di tembak dari belakang tanpa menyiapkan apapun. Aku sungguh terkejut mendengarnya. Baru kamis lalu kamu putusin aku dan jum'atnya kamu langsung respon Laki-laki lain yang baru diajak kenal. Dalam hatiku bertanya, kenapa dia bisa secepat itu? Kenapa? Apa dia tidak mengingat kenangan yang udah kita lalui sama sama, apa dia tidak mengingat suka duka yang udah kita jalani sama sama? Apa dia engga bisa bertahan sejenak dulu? Kok bisa Felia seperti itu. Itu yang buat aku terkejut. Aku ngomong ke diriku sendiri setelah diputusin, aku hanya butuh satu atau dua bulan untuk perlahan melupakan kenangan ini. Tapi kamu hanya butuh satu hari untuk melupakan semuanya. Aku dibuat gila sama kamu, Fel.
Pertanyaan itu membuat aku tetap terjaga semalaman. Sama sekali tidak bisa tidur. Kepalaku berperang hebat untuk mencoba menjawab pertanyaan tersebut. Malam itu, atas patah hati yang luar biasa hebat, aku block semua yang ada antara aku dan Felia. Aku putuskan bahwa langkah itu, adalah langkah yang berat namun paling strategis untuk aku lakukan.
Sampai sekarang aku masih sakit hati liat kamu secepat itu move on nya. Di satu sisi aku juga tidak bisa maksain kamu, karena kita bukan kaya dulu.
Aku menulis ini juga belum setenang itu, mungkin dari luar terlihat baik-baik saja namun sebenarnya keadaan belum membaik sepenuhnya. Bahkan terkadang aku tidak bisa merasakan apa-apa lagi, tidak bahagia dan tidak juga sedih, yang ada hampa dan mati rasa.
Aku hanya berdoa untuk bisa menjadi manusia yang teduh dan tidak berisik tentang apapun. Yang terjadi dalam hidupku akan kuselesaikan sendiri, sekalipun berat, semoga aku tetap kuat tanpa merisaukan apa-apa.
Di tengah usaha melupakan, aku tidak akan pernah lupa untuk berterima kasih. Sebab pernah dekat meski sekarang jadi seperti ini, selalu ada cerita baiknya masing-masing. Mungkin tidak akan lagi dibawa serta, tetapi bersyukur pernah jadi bagian dari perjalanannya..
Ditulis: Fanny Indra Pratama
Tidak ada komentar :
Posting Komentar