SOCIAL MEDIA

Sabtu, 14 Juni 2025

Benci untuk mencintaimu

 


Akhir-akhir ini mungkin aku memikirkan yang seharusnya engga usah aku pikirkan.

"Aku tak tahu apa yang terjadi antara aku dan kau"

Lagu ini mengalun pelan di telinga kiri ke kanan dari hati lalu ke perasaan. 

Disini lah aku di warkop, dengan segala cerita yang ada. Tempat terbaik untuk bertemu. Baik itu pekerja, pensiunan dan mahasiswa. Malam ini aku menggunakan earphone di kedua telinga, dan bandrek yang rasanya tetap sama. 

Tak lama, datanglah pasangan dengan raut wajah kusut. Tiba-tiba duduk di depan meja ku. Aku pun dengan sengaja mematikan lagu tapi tetap dengan earphone di telinga, percakapan mereka kurang lebih seperti ini. 

“Kayanya kita gabisa sama-sama lagi” ujar wanita itu

“Hah? Setelah yang aku dan kamu lalui, kamu mendadak ingin pergi?” jawab pria di depannya

“Iya, kita gabisa terus begini. Suamiku bisa tau”

Mereka nampaknya tidak tahu kalau aku dapat dengar dengan jelas percapan mereka. 

“Aku mau terus sama kamu, aku ga peduli lagi sama suami kamu, biar kita yang hadapi sama-sama” nada pria itu meninggi. 

“Udah gila kamu ya, aku gabisa. Aku istri dia, aku tetep milih dia”

“Jadi dari sini kita coba buat membenci” lanjut si wanita 

Setelahnya aku lupa. Tapi aku ingat akhirnya, si wanita menangis terisak keluar warkop, lalu masuk ke mobil dan si pria mencoba mengejarnya.

Akupun mem-play lagu itu kembali. 

"yang kutahu pasti kubenci untuk mencintaimu"

Aku mulai mendapatkan makna dari lagu ini. Dua hati yang saling mencintai tapi dipaksa saling membenci. 

"Aku tak tahu apa yang terjadi antara aku dan kau"

Tak lama, datanglah pasangan dengan umur kira-kira awal dua puluhan, yang tidak mungkin salah satu dari mereka telah menikah dan memilih selingkuh.

Mereka duduk di seberang belakang meja ku. Kali ini aku melanjutkan lagi untuk mendengarkan lagunya. Dan tidak sengaja mendengarkan percakapan mereka. 

“Sudahlah, kita itu udah gabisa sama-sama lagi, perasaanku ke kamu itu udah berubah” ujar si wanita. 

“Please, kasih aku kesempatan lagi, kali ini aku beneran, aku pengen mengubah diriku lebih baik lagi. Ayolah, kali ini aja” tangkas si cowo dengan nada yang coba menyakinkan lawan bicaranya. 

“Kesempatan apa lagi? Aku itu sudah berikan kamu lebih dari 10 kesempatan, ada ga yang kamu buktikan? Tidak ada. Kamu tau 5 bulan dalam waktu yang panjang aku menahan rasa sakit ini, kamu caci maki aku, kamu ga peduli lagi sama aku, perasaanmu udah ga sayang lagi ke aku. Aku menahan semuanya, tau gak?! Wajar dong sekarang aku capek, wajar dong kalau aku mau sudahi hubungan ini”

Yes! Disinilah serunya!

“nggg…”

Lama sekali, aku menunggu jawaban si cowo ini. 

“Aku gatau udah berapa kali kamu nyakitin aku, aku juga gatau udah berapa kali aku mengemis cinta ke kamu. Tapi anehnya selama kamu buat aku tersiksa seperti ini, aku ga bisa benci sama kamu, aku tetep cinta sama kamu. Aku itu benci begini, aku benci masih cinta sama kamu” timpal si wanita dengan nada tinggi dan menahan isak tangisnya demi perkataan tadi. 

Belum sempat si cowo membalas perkataan si wanita, lagi-lagi kali ini si wanita duluan yang keluar dari warkop. Tapi kali ini dia mencoba berlari entah kemana, dengan tangisan yang tak kalah histeris dari wanita yang selingkuh tadi.

Jam menunjukan pukul sembilan malam, aku pun mulai bosan di sini dan mem-play kembali lagu ini, berniat mengakhiri satu lagu ini saja. Ini sudah hampir di akhir lagu. Sayup terdengar begitu pelan temponya.
 
"Yang kutahu pasti kubenci untuk mencintaimu"

 



Ditulis: Fanny Indra Pratama

Kamis, 05 Juni 2025

Kembali



Perempuan ini cantik dan menyimpan banyak kenangan dalam cinta yang panjang. Dengan langkah yang cepat dan kesabaran setipis tisu, mungkin ada saat di mana kehidupan membuat langkahnya berat dan baginya yang aneh adalah kisah cintanya yang unik itu. 

Terima kasih sudah mau menerimaku kembali. Terima kasih karena sudah menjadi bagian alasan aku percaya hidup untuk yang kesekian kali. Denganmu, aku tidak pernah menyesal barang satu hal.

Sejujurnya ketakutanku adalah
"Bagaimana kalau pada akhirnya kamu beneran ninggalin aku di saat aku sedang sayangnya ke kamu?"

"Setelah melihat keributan di bulan Mei membuat perubahan yang aku takuti selama ini jadi nyata, apa bisa kamu lakukan itu lagi nantinya ke aku?"

"Bagaimana meski bersama tubuhnya tapi aku mengingat hal lalu yang telah meninggalkan aku?"

Dan seperti orang-orang bilang, ketakutan adalah manifestasi yang suatu saat bisa terjadi. Tapi aku berbohong jika mengaku tidak bahagia ketika bersamanya. 

Ini kali pertama ada perempuan yang mampu membuat perubahan drastis dalam kehidupanku. Meskipun pada akhirnya aku tetap membuat kamu kecewa. Tapi jika ada kuisioner dari tuhan tentang jawaban cepat tipe perempuan yang aku inginkan, aku jawab yang seperti kamu. 

Karena aku ingin berlama-lama cerita tanpa membuat kesan yang entah apa, karena aku ingin mendengarkan lagu favorit "sampai jadi debu" dengan satu earphone berdua meskipun volumenya bikin sakit telinga, karena aku ingin ada tangan yang menahan aku ketika aku begitu ingin lesat dan buru-buru padahal hanya untuk sampai kesebrang. 

Pesanku untuk kamu; Tetaplah mencintaiku seperti awal bulan April, tetaplah seperti Felia yang dulu, jika nanti kamu merasa cape dengan hubungan ini, ingatlah kenangan yang pernah kita buat, karena kita pernah melakukan itu bersama. 

Terima kasih sudah mau kembali.


Ditulis: Fanny Indra Pratama

Minggu, 01 Juni 2025

Aku tidak pernah menyangka, kesendirian ini ternyata bisa buatku kalah dalam segala hal.

 


Seperti malam minggu biasanya, aku pergi sendiri selepas matahari terbenam. Bagi mereka yang sudah menikah, mereka akan pergi jalan sama keluarganya masing-masing. Sementara aku tidak punya siapa-siapa ini, sekarang masih duduk sendirian di pinggir pantai berkas, bersama sebotol fristine dan biskuit oreo. 

Di kota yang kecil di pesisir pantai Sumatera ini, entah kenapa aku merasa sepi. Hari-hari menoton dan ditutup dengan kesendirian, tampaknya lambat laun mulai membuat hidup tak lagi menjadi sesuatu yang menyenangkan untuk dijalani. 

Dulu kupikir menjadi dewasa akan mengubah hidupku jadi lebih baik. Atau setidaknya bisa lebih hidup sebagai seorang manusia yang semestinya. Sekarang sudah berbeda, menjadi dewasa itu sulit, kesepian, sendirian. Aku tidak pernah menyangka, kesendirian ini ternyata bisa buatku kalah dalam segala hal.  

Bunyi dentuman ombak menjadi latar lagu untuk malam yang sudah cukup larut ini. Jika aku pikir-pikir lagi, tidak ada istimewa sama sekali dalam hidupku. Tidak ada hal yang bisa ku banggakan atau setidaknya membuat orang-orang terdekatku bangga. Mereka semua hanya menetap sementara, lalu seperti yang sudah-sudah, semua akan pergi meninggalkanku sendiri lagi. 

Dari tempat ku duduk sekarang, mataku menatap pantai yang diterangi kapal-kapal nelayan. Ku lihat disekelilingku manusia-manusia semua tertawa, bercengkrama dengan pasangannya, dan tampak hidup dengan bahagia. 

"Kenapa ya hidup orang banyak terlihat membahagiakan? 

" Apa cuma aku yang hidup tidak terlihat bahagia?" 

"Atau mereka pintar mengatur kebahagiaannya sendiri?"

Pikiranku sempat terhenti sebentar saat samar-samar aku mendengar lagu Peterpan "membebaniku", yang dimainkan oleh pengamen dengan suara sumbang dekat tempatku duduk. Lirik lagunya bener-bener menyindirku.

Jam sudah menunjukan jam 21.45 WIB. Ku ambil HP di saku celanaku dan menelfon dia.

"Lagi di mana?"

"Lagi di jalan pulang sama lita, bentar ya"

"Oalah, okedeh"

Akhirnya kuputuskan tidak beranjak dari pantai ini. Ku melihat langit gelap dipenuhi bintang kecil dari kejauhan. Semua orang masih terlihat bahagia. Dan aku masih seperti ini. Kesepian.

Tiap tanggal 31 jadi tanggal spesial buatku. Seharusnya malam ini bisa merayakan bersama, tapi dengan keadaan semrawut gini aku hanya bisa merayakannya sendiri. 

Sudah 15 menit aku memandang langit gelap dan kuputuskan untuk menghabiskan minumanku dan bergegas pulang. 

Tampaknya hari ini aku akan menghabiskan malam-malam sendiri lagi. Aku mengusap wajahku beberapa kali. Rasanya lelah sekali. Cinta yang dulu kupikir bisa membuat kita bahagia, ternyata justru aku sendiri yang mengacaukannya.. 

Kisah cinta ini telah berhasil membuatku gila.


Ditulis: Fanny Indra Pratama